Apa kabar mungkin itu kalimat
yang tepat untuk aku ucapkan dimalam ini pada blog ini, sudah lama aku tidak
lagi berkowar – kowar disini. Bukan tanpa alasan aku meninggalkan ini semua,
beberapa aktifitas kerjaku saat itu cukup menguras tenaga karena sebuah target
pribadi. Targetku yaitu Resign, ya mengundurkan diri dan itu mungkin sangat
aneh untuk di dengar. Mungkin akan menimbulakan banyak pertanyaan tentang
keputusan ini, tapi cukup tahu saja karena aku tidak akan menuliskan alasan
mengapa dan kenapa aku mengundurkan diri dari pekerjaanku, he,,he,,.
Oke mari kita kembali kepada
judul tulisanku sekarang, pada akhir bulan April aku mendapat kabar keadaan Ibu
sedang tidak baik dan katanya kondisinya memburuk. Khawatir dan cemas saat
mendengar itu datang melebihi kecepatan Jet. Pikiran dan perasaan sangat kacau,
ditambah pekerjaan yang sedang dalam zona klimaks ditambah hubungan dengan
kekasih dalam proses cobaan. Araggthhh itulah kalimat yang bisa terucap saat
semuanya datang bersamaan, terkadang aku ingin melempar dan membakar bahkan
memakan semua tumpukan kertas yang ada dimeja kerjaku, membunuh setiap client
yang menggampangkan semua proses kerjaan, seperti Mr “MT” yang selalu
menggampangkan semua polemik kehidupan dengan modal kalimat “Super”, dan memaki
pacarku yang selalu tidak bisa memahami keadaanku. Dan aku juga sadar ternyata
hal – hal tersebut tidak dapat aku lakukan, mungkin karena itu bukan sikapku.
Tapi prioritasku adalah keadaan Ibu,
aku tidak terlalu perduli dengan kerjaanku karena sebisa aku kerjakan akan aku
kerjakan, lalu pacarku biarlah dia dan nanti juga dia kembali membaik sebab itu
yang sering terjadi. Ibu.. Ibu... Ibu itu yang selalu aku pikirkan, bagaimana
hari ini setalah kemarin belum ada kabar baik dan itulah yang selalu aku
pikirkan setiap harinya.
Dan pada akhirnya aku mengambil
sebuah keputusan untuk Resign dari kantor dengan beberapa pertimbangan karena
aku rasa waktunya sudah tepat. Aku masih ingat tanggal 6 Mei aku mengajukan surat
Resign dan besoknya aku take off pulang sekitar jam 09.00 Wib dari
Medan-Jakarta. Selamat tinggal kota Medan dan maaf atas segala kesalahan,
sampai ketemu dilain waktu. Aha ternyata target Resign ku tidak sesuai dengan
harapan, ini genting ini keadaan bimbang dan aku harus segera pulang tanpa
memperdulikan target Resign. Kerjaan sudah aku hand over pada team hebat
dikantor (katanya) sudahlah biarkan saja mereka yang meneruskan, lagian kerjaan
sudah sampai 70% dan aku rasa itu sudah tinggal enjoynya saja.
Seperti biasa dibandara
Soekarno-Hatta aku di jemput sahabatku, dia saudaraku dia juga sahabatku dan
dialah yang selalu menjemput dan juga mengantarkanku di Bandara Soekarno-Hatta.
Bandara Soekarno-Hatta sudah seperti jembatan pertemuan kangen aku dengan
sahabatku ini. Pelukan sahabat terpancar hangat dibandara ini, salam khas
sahabat selalu aku ingat kalau aku sampai dibandara ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar