Sabtu, 31 Maret 2012

Negeri Abu - Abu

Indonesia 30 Maret 2012

Kawan, dalam seminggu ini negeri tercinta kita dalam situasi yang sangat genting akibat rencana Pemerintah akan menaikan BBM bersubsidi. Setiap hari dan disetiap daerah dari sabang sampai merauke aksi demontrasi sedang marak terjadi.

Kawan, setiap hari dalam seminggu ini media elektronik dan cetak mengabarkan tentang bebagai aksi demontrasi. Demontrasi yang terjadi di negeri ini seakan mengingatkanku pada era reformasi tahun 1998 lalu. Dimana Fasilitas umum milik kita rata – rata hancur akibat emosi teman – teman mahasiswa dan masyarakat yang laksana bom meledak ditengah pusat kota. Fasilitas umum milik kita seperti lampu merah, pos polisi, pagar – pagar di jalan raya, atau gerbang kantor pemerintahan, mobil dinas pemerintah kita dll kini rusak akibat emosi teman – teman mahasiswa dan masyarakat yang demo. Keadaan teman – teman dan saudara – saudar kita yang marah di luar sana seperti mulai tidak percaya terhadap manusia – manusia yang mewakili mereka untuk duduk dengan mahkota yang kita pakaikan di kepala mereka untuk memimpin negeri permai tercinta ini. Dan keadaan itu sangat memperihatinkan untuk kita saksikan, karena peperangan terjadi sesama saudara – saudara kita sendiri.

Kawan, aku sangat tidak mengerti tentang ilmu pemerintahan ataupun politik. Tetapi aku sedikit memahamii akan keadaan kita dan saudara – saudara kita (Rakyat Indonesia) yang seperti dilupakan oleh mereka selaku tonggak perwakilan kita di senayan sana. Dan mereka seakaan tidak percaya lagi ketika orang – orang pemerintah yang semestinya mereka hormati kini mereka yang mewakilinnya malah menghianati karena korupsi dan hal – hal yang tidak pro rakyat.

Kawan, perang oposisi dan koalisi partai yang terjadi di negeri ini seakan hanya symbol untuk memperjuangkan kantong dan ketenaran mereka sendiri selaku oposisi dan koalisi. Bahkan ada partai – partai koalisi yang mulai membelot dari partai pemerintahan yang selaku raja karena kemenangan pemilu 2009 lalu. Lalu apakah hal seperti itu hanya sebagai cari muka menjelang pemilu 2014 karena keadan panas ini..? dan apakah partai oposisi benar – benar pro terhadap rakyat, atau hanya mencari muka agar rakyat merasa simpati kepada mereka sehingga memudahkan untuk pemilu 2014 nanti..? ataukah partai penguasa selaku pengisi tahta kepemerintahan seakan lupa terhadap kepercayaan rakyat berikan kepada mereka sampai mereka menaikan harga BBM saat keadan ekonomi rakyat tidak kondusif, dan itu seperti bom yang meledak di kehidupan mereka. Dan lihatlah sekarang, keadan teman – teman mahasiswa dan masyarakat seolah mereka tidak melihat lagi suatu kepercayaan terhadap orang – orang yang duduk dengan mahkota itu. Kemudian mereka melakukan demo di berbagai daerah dan ibu kota, dan begitu marak dengan anarkisme.

Kawan, lihatlah kabar ini dengan kepala dingin dan jangan dengan nafsu akibat media yang mengabarkan berita untuk mencari siapa yang salah dan benar. Lalu janganlah kita terpropokasi akibat pemberitaan atau isu - isu yang sering kita dengar hanya setengah dan belum sepenuhnya.

Senin, 26 Maret 2012

lagi - lagi sosial hidup yang kalian permasalahkan

kawan, hidup kalian sangat indah dan kalian sangat beruntung dengan keadaan itu menurut pandangan mataku. tapi bukankah arti kehidupan itu sama dan tanpa perbedaan dari sehelai benang yang menutupi tubuh ini. kawan aku sering mendengar dan melihat kalian memperbaharui setatus kalian di jejaring sosial, dan aku juga sering membaca tentang tulisan kalian. Bahkan dari kalian sering mengingatkan tentang apa yang akan kita bawa saat menghadap pencipta hidup ini, sering pula kalian bilang bahwa kita hanya di bekali selembar kain yang tak seberapa harganya yang akan membungkus kita dan itu juga akan cepat rapuh dan memudar dari tubuh kita saat kita berbaring di perut bumi.

kawan, cerita hidup kita memang beda dan kebutuhan kita juga berbeda. aku sadar bahwa materi sangatlah membantu kelangsungan hidup ini, bahkan materi sangat menunjang bagi kehidupan. tapi aku hanya memohon jangan jadikan materi adalah batasan sosial ini dan jangan jadikan pula materi sebagai tembok pemisah sosial kita.

lalau tetang profesi hidup kawan, bukankah itu hanya formalitas kita dan bukankah itu hanya alat pembantu kita untuk membantu kebutuhan kita terhadap kebutuhan materi selama keberadaan kita diatas bumi ini. tapi aku seakan merasa yakin kalau profesi bukanlah tolak ukur seberapa hebat kita menahan terpaan angin cobaan kehidupan ini. aku juga merasa yakin itu bukan suatu klimaks yang indah dan sempurna untuk keberadaan kehidupan kita selama berada di dunia ini.

maaf kawan bukan maksudku untuk menggurui kehidupan kalian melalui tulisan ini, tapi aku hanya merasa marah saat mendengar goresan pena kalian yang selalu membanggakan profesi kalian. dan aku hanya ingin mengingatkan bahwa tolak ukur kehidupan kita bukan dari segi itu. bukankah kehidupan kita diukur dari seberapa baik dan buruknya kita selama berada di dunia ini.

aku hanya menyayangkan hal - hal seperti itu, dan mungkin aku hanya salah satu dari generasi kita yang tak seberuntung kalian. maka dari itu, aku cukup merasakan saat aku tidak seberuntung kalian dan rasanya cukup sulit, seperti hidup ini hanya ditopang oleh ranting kecil tua dan rapuh dan keadaan itu cukup menguras emosi dan materi, tapi kenyataan itu terus aku perjuangkan walau aku hanya seperti ini dan berbeda dari kalian.

kawan pergunakan hidup kalian bukan banggakan kehidupan kalian. kawan gunakan hidup kalian bukan nikmati hidup kalian. dan itu akan cukup membawa kalian pada definisi kehidupan di dunia yang sesungguhnya, itu saja

Minggu, 18 Maret 2012

kopi hitam manisku

sebuah cangkir kembali menghampiri meja kerjaku malam ini, tak bukan dan tak lain itu adalah kopi hitam yang manis tersaji lagi untuk malam ini. entah apa makna dari secangkir kopi hitam manis malam ini, secara mataku belum ngantuk dan aku masih bisa melanjutkan aktifitasku didepan komputer ini tanpa harus ada secangkir kopi.

hari ini salah seorang teman terbaikku yang sudah seperi abangku telah meminang seorang wanita untuk jadi pendamping hidupnya. "congratulations" kawan semoga pilihanmu adalah cita - cita dan tercipta untuk menutupi kelemahan dirimu dan mengendalikan kelebihan dirimu. aku cukup senang dan bangga akan semua perjuanganmu selama ini, kau cukup hebat dan kau bagai inspirator kaum adam yang ada di sampingmu. kawan kejadian hari ini aku tuliskan dalam goresan tinta hidupku, aku jadikan syair dalam hidupku dan aku gambarkan dalam pandanganku untuk aku melangkah.


kecerianmu kawan membuat aku iri, membuat aku memikirkan akan pribadiku. aku ingin sepertimu tapi aku bukanlah kamu. aku juga tidak tahu apa yang menjadi jalanmu untuk seperti itu, aku bahkan tidak mengerti tentang alunan langkah kakimu. yang aku tahu bahwa aku bukan kamu dan kamu bukan aku yang bisa sama dalam satu tujuan hidup di dunia ini. kawan aku hanya bisa berdoa untuk bisa sepertimu, walau aku tahu itu hanya sebatas doa dan aku juga tahu kalau hidup setiap manusia pastilah tidak sama karena itulah Tuhan sangat hebat. Tuhan menciptakan berjuta manusia dan begitu pula dengan jalan hidup mereka yang berbeda dari yang satu dengan yang lainnya.


secangkir kopi manis laksana ceritaku kawan, cerita yang hitam tapi manis bahkan cerita manis tapi hitam. rasa dan warna kopi itu seperti aku yang sampai detik ini aku masih belum bisa dan menemukan yang bisa menyentuh hatiku untuk meyakinkan diri ini seperti dirimu yang telah menemukannya kawan. ceritaku sangat aneh kawan, sangat rumit dan sangat membosankan karena ending yang selalu gagal. aku jenuh seakan aku tak bisa menemukan rumus - rumus tentang arti pasangan hidup. tapi aku cukup tahu bahwa Tuhan lebih adil dan lebih tahu tentang siapa yang akan ada di sampingku kelak.


kawan, ternyata secangkir kopi malam ini seperti menggambarkan cerita cintaku. aku tahu kalau aku bukan kamu dan kamu bukan aku, tapi aku akan berusaha untuk bisa sepertimu walau aku tahu ceritaku tidak akan sama sepertimu. aku hanya berharap, rasa semangatmu dan perjuanganmu akan hinggap dalam diriku.

Minggu, 04 Maret 2012

setiap detik seperti malam

Detik berganti menit, menit berganti jam, dan jam berganti menjadi hari. Tetapi semua itu terasa tak mempunyai arti ketika hati ini kosong, tak ada arti serasa aku berjalan dalam kegelapan malam dan yang aku tahu hanya hening, sepi dan senyap yang ditemani dingin angin.

Hal seperti ini sering aku alami dalam berbagai keadaan dan perjalanan kehidupanku. Problema sering kali menerpa raga ini seperti halnya angin yang menerpa pepohonan di gurun pasir. Tetapi itu adalah kenyataan yang  harus aku perjuangkan dan yang harus aku lawan. Lengan baju aku sisihkan, aku usap tetesan keringat yang bercucuran dan kulawan terik panas mentari yang menemani kehidupan, tetapi itu semua belumlah sempurna untuk menjadikan aku kuat. Aku butuh doa' dan motivasi dari orang tua, adik - adik aku dan juga keluargaku. Dan itu juga belumlah sampai pada klimaks dukungan yang aku butuhkan, dan kenyataannya sampai detik ini juga aku masih merasa sepi dan sendiri.

Aku butuh dia sebagai penyempurna motivasi dan menjadikan kekuatan terbesar dalam hidup aku untuk menjalani kehidupan ini. Aku ingin merubah detik dalam hidupku, karena selama ini aku merasa malam selalu ada dalam detik kehidupanku. Setiap detiku terasa hening dan dingin seperti merasakan malam dalam detik karena perasaanku seperti itu. Aku tahu aku salah dalam mengambil suatu keputusan dalam hubungan kita, tetapi aku hanya manusia biasa yang selalu berubah dalam setiap keadaan. Saat ini kau kembali hadir dalam kehidupanku, kau mulai ada dalam hariku dan kau membuat rasa itu hadir untuk yang kedua kalinya. Aku meminta sebuah pernyataanmu tentang harapan, dan kamu bilang harapan itu akan selalu ada untuku. Tapi pada kenyataannya, sampai hari ini kamu terdiam dan membisu saat aku mempertanyaakan tentangmu untuku. Kamu katakan bahwa dirimu takut tentang kejadian dulu, tapi kamu katakan kamu masih sayang kepadaku. Dan dari keadaan itu aku cukup sabar menunggu untuk meyakinkan hatimu. Walau aku serasa seperti menjalani hari dengan detik seperti suasana malam yang sunyi.

Aku masih menunggu sampai saat aku menulis ini, aku ingin kita kembali. Aku merindukan manjamu, menantikan dirimu yang selalu manja didepanku dan dirimu selalu melakukan itu walau di depan Ibu mu. Kembalilah seperti kemarin, seperti hariku yang berwarna karena adanya dirimu. Jangan jadikan hariku gelap seperti ini.