Sabtu, 24 Desember 2011

kuningan oh kuningan..!! aku ingin pulang.

Sebuah kabupaten kecil di provinsi jawa barat yang jarang orang - orang ketahui di Indonesia ini. tapi bagiku itu adalah daerah terindah yang ada di Indonesia karena mempunyai sejarah secara pribadi untuk aku. disitulah aku di lahirkan, lalu di besarkan dan di didik secara formal maupun non formal dan berkembang untuk dewasa yang ditemani panorama asli gunung ciremai. Begitu banyak cerita dari masa ke masa yang aku alami di daerah itu, mulai dari aku lahir, belajar jalan, dan sampai jenjang sekolah dan itu membuat aku rindu untuk kembali ke kampung halamanku.

malam ini aku melihat status seorang teman yang sedang melakukan perjalanan pulang kampung ke kuningan dan itu cukup membuat aku iri dan ingin segera pulang kesana malam ini juga. tapi apa daya keberadaanku yang cukup jauh karena aku berada di luar pulau jawa dan ada di pulau sumatera tepatnya di sumatera utara (Medan). melihat kenyataan semua itu pasti salalu timbul pertanyaan - pertanyaan baik internal maupun external tentang kenapa aku berada jauh dari kampung halaman..??? jawabannya cukup mudah sih, yaitu adalah pilihan hidup. ini pilihan hidup aku dan aku memilih untuk ini serta aku cukup sadar tentang konsekuensinya jika aku harus jauh dari daerah / kampung halamanku. resiko ini sudah aku pertimbangkan dan perhitungkan secara matang - matang, tentang dampak yang akan aku alami ketika aku ingat tentang orang tua, adik - adik aku yang super bandel, lalu sepupu aku yang begitu banyak dan sangat riang ketika mereka berkumpul dan kamarku yang super jorok dengan hiasan styrofoam yang di penuhi photo - photo pribadi bersama teman - temanku. kenyataan ini cukup aku sadari karena suatu hari nanti aku akan merindukan itu.

apa kabar kamar jorok ..??? apa kabar kawan sekampung ...??? apa kabar mantan pacarku ...??? apa kabar, hai Kuningan ..???. itulah kenyataanku sekarang ini, yang hanya bisa menyapa dari dunia maya. memang hal ini akan membuat aku BT seharian ketika mengingat semuanya. sungguh rindu aku akan daerah itu, suasana pagi dengan teriakan ibu untuk membangunkan aku dan Fajar adik pertamaku di pagi hari dan juga suasana si bungsu yang selalu ribut kalau mau berangkat sekolah padahal sekolah dia tidak jauh dari rumah kami, dasar Faldy. yang paling indah di pagi hari adalah sarapan serabi si nenek di tambah goreng oncom kesukaanku (bu jangan lupa ya, kalau anak mu pulang di siapkan sarapan itu lagi). lalu kgiatan si babeh yang tidak lupa dengan kopi dan ditemani rokok kretek di pagi hari untuk mengawali aktifitasnya, dan itu adalah kebiasaan buruk versi medis tapi si babeh tetap aja seperti itu.

lebaran cepat datang dong....!!! aku sudah tidak sabar untuk menikmati suasana rumah kecil keluargaku, aku juga tidak sabar saat Faldy selalu nantang abangnya ini main Playstation 2 dan Fajar selalu menjadi pengganggu saat kami bertanding. aku tidak sabar dengan suasana itu, aku ingin cepat pulang pada cuti kerja lebaran tahun besok. disisi lain lebaran tahun besok jika aku pulang sudah tidak ada lagi sosok hawa spesial yang menemani hari - hari aku saat berada di kampung halaman, tapi itu tidak menjadikan halangan aku untuk segera pulang ketika waktu itu datang karena saat ini yang aku rindukan hanya keluargaku dan aktifitas mereka pada rumah kecil kami.

Jumat, 23 Desember 2011

dibalik putih abu-abu pakaianku

Puber, energik, solideritas tinggi, merasa paling merdeka, selalu riang di dalam ruangan dan hal-hal yang indah lainnya terjadi masa itu, masa dimana kejayaan diri dibalik baju yang di pakai saat itu yakni putih abu-abu. putih abu - abu adalah 3 thn yang mempunyai makna luas dan cerita yang sangat panjang walau terasa begitu cepat.

Terlintas dalam ingatanku tentang seragam putih abu - abu yang aku tempel di salah satu dinding kamarku yang jauh berada disana pada sore ini. masih terbayang jelas kotor, jorok dan penuh coretan yang tidak beraturan yang teman - temanku tulis dalam baju itu. sehelai baju dan celana itu jadi saksi tentang kekuasaan jati diriku di masa itu. oh putih abu - abu, adalah sebuah gerbang awal untuk aku menjelma menjadi sosok aku saat ini yang tak pernah aku tahu mau jadi apa aku esok hari.

Jika aku memikirkan tentang 3 thn itu, senyum kecil selalu terpancar di bibirku. entah malu, senang, atau hal apa yang terjadi dan aku juga tidak memahami karena yang aku tahu saat aku menulis ini adalah teman - temanku dimasa itu, mantan-mantan pacarku, almamater sekolahku, lalu hal - hal narsis untuk mencari style dalam diri. kemana yah mereka semua, lalu apa kabar dengan mereka dan bagaimana tentang lokasi dan situasi masa itu dan sekarang karena sudah hampir 6 thn masa itu aku tinggalkan. kemudian kemana sosok kepala sekolah yang tak pernah senyum, dan seakan dia gak mau menjual senyumannya, pak satpam yang mudah kami sogok dengan rokok sebungkus untuk membuka gerbang saat kami telat masuk sekolah dan kekonyolan lain seperti merokok di toilet yang super bau, lalu bakwan beli satu hajar dua, mie instan pengganti nasi yang habis dikala jam istirahat datang dan kupat serta goreng oncom si teteh di kantin kekuasaan bersama teman - teman kemudian teriakan untuk anak - anak perempuan jika ada yang lewat depan gerbang sekolahku secara sekolahku dihuni oleh laki- laki semua tetapi aku bukan homo ko....!!!

Sisi lain tentang romantisme dalam pacaran di masa putih abu - abu sangat terasa dengan jelas. karena saat menjalin suatu hubungan di masa itu serasa api membara melebihi panas matahari. gejolak semangat sangat tinggi untuk menjalani awal aktifitas bersekolah karena pasangan yang selalu mengucapkan selamat pagi, begitu juga dengan semangat menjemput pulang sekolah karena sang pacar telah menanti di taman kota untuk sekedar ngobrol dan menunggu angkot yang mengantar kami pulang, dan hal - hal lain yang sangat banyak ceritanya untuk di ceritakan pada dunia tentang indahnya romantisme masa itu.

itulah penjabaran tentang keindahan masa putih abu - abu versi saya, yang cukup sulit saya ceritakan lebih detail karena membutuhkan waktu yang cukup panjang..he,,he,,


Senin, 12 Desember 2011

kekuasaan yang katanya berningrat...

melihat lingkunganku seakan memperihatinkan, karena suatu kekuasaan terdapat pada pundak generasi awal yang seringkali memaksa regenerasinya untuk ikut masuk kedalam kawasan kehidupannya, yang sialanya itu bukan keinginan regenerasinya.

polemik kehausan tentang jabatan dan pendapatan ekonomi semata yang dianggap sebagai jaminan hidup adalah sebuah keserakahan pendahulu kita. lalu tentang pengalaman hidup sering mereka jadikan senjata untuk membunuh keinginan dan cita - cita kita selaku regenerasi yang tak sepaham dengan tujuan dan ambisi mereka. memang aroma hidup adalah nilai angka, dan ekonomi menjadi suatu kepentingan yang sangat berarti dalam kelangsungan hidup kita karena perut ini tak boleh kosong, tetapi apakah kita tak mempunyai hak untuk kehidupan kita sendiri tentang apa yang kita inginkan dan harapkan dikemudian hari.

ini hanya sebatas kesimpulanku tentang pandanganku terhadap kehidupan yang ada di daerahku. dan ini sebatas argumen diriku terhadap curahan teman - temanku yang sering mengumandang di kamar tidurku dan seakan mereka berteriak tentang ketidak adilan dari sebuah pertarungan cinta. teman - temanku sering mengeluh dibalik anugerah cinta yang tuhan berikan kepada mereka dikalahkan oleh ekonomi semata, karena mereka kalah oleh anak - anak dari generasi yang katanya bermateri lebih dan cukup. ini adalah sebuah kenyataan yang cukup ironis menurutku dimana anugerah cinta yang seharusnya dirasakan untuk sebuah kebahagian dikalahkan oleh hitungan angka yang dibilang ekonomi. dan aku cukup sedih melihat anugerah tuhan yang diberikan dikalahkan oleh penggila ekonomi yang tidak mengerti  dan tidak tahu tentang arti cinta dan hidup. bukankah cinta adalah sebuah anugerah yang tak ada bandingannya, dan bukankah hidup adalah misteri dan gelap tentang hari esok. lalu, bukankah pencarian kebutuhan ekonomi akan kita jalani dengan sendirinya oleh setiap invididu manusia, dan bukankah itu sama seperti yang kalian lakukan wahai penggila ekonomi.

penggila ekonomi di daerahku berbagai jenis bentuknya, lihat para pejabat tanpa sebuah penghargaan dikampungku atau daerah yang sering berlaga seaakan mereka adalah raja penguasa singgasana kampung atau daerahnya. seakan lucu terdengar di telinga ketika mereka tertawa terbahak - bahak dan membanggakan jabatan yang tak ada artinya di mata dunia. menurutku mereka hanya golongan perusak kaum petani atau kaum masyarakat bawah penunggu beras bulog bulanan untuk mencukupi stock gudang di rumahnya, walau mereka adalah penghasil beras tiap tahunnya tapi mereka harus menunggu beras bulog karena beras yang mereka hasilkan harus mereka jual untuk memenuhi kebutuhan lainnya. golongan pejabat, golongan guru - guru, kepala sekolah adalah beberapa golongan yang selalu beranggapan bahwa mereka adalah golongan tertinggi dan beranggapan lingkungan mereka hanyalah lingkungan yang minim pendidikan sehingga mereka selalu menunjukan bahwa sejatinya mereka adalah orang yang berpengatahuan lebih dari masyarakat lainnya. jumlah golongan ini sangat sedikit sehingga sangatlah kuat bagi mereka untuk memperdaya kaum bawah yang ada disekitarnya. lalu golongan pengusaha tahan melek yang beranggapan hanya mereka pemilik saham yang hebat dan membuat mereka membusungkan dada di banding masyarakat bawah lainnya. golongan - golongan ini seperti menerapkan sifat ningrat tanpa ras darah biru kepada generasi mereka, ketika golongan - golongan tersebut mendengar dan mengetahui bahwa generasi mereka memilik suatu anugerah cinta dengan golongan bawah atau masyarakat kecil dan itu bagaikan kiamat yang sudah terlihat jelas di depan mata mereka. lalu kaum - kaum bawah selalu berfikir extra ketika mendengar anak - anak mereka mempunyai ketertarikan atau menjalin hubungan cinta terhadap golongan itu. bahkan golongan ningrat tanpa ras darah biru ini selalu menjadikan kalimat - kalimat tentang jaminan kelangsungan hidup generasinya jika kelak berjodoh dengan anak - anak kaum bawah.

kenyataan ini bagaikan sebuah generasi awal yang sangat kacau balau, yang hanya melihat kebutuhan ekonomi akan terpenuhi dengan layak jika anak - anaknya berkedudukan sama seperti mereka saat ini. dan sebuah regenerasi yang rusak ketika regenerasi ini tidak sepaham dan tidak sependapat dengan orang tua generasi pendahulunya tentang keinginan dan cita - cita mereka, kemudian polemik ini akan menimbulkan suatu pemberontakan atau suatu rasa tekanan yang diharuskan kalaupun regenerasi ini mengikuti keinginan dari para generasi pendahulunya. bukankah generasi awal pendahulu itu ada untuk mendidik, memotifasi, memberi jalan, mengawasi regenerasinya ke arah yang lebih baik terhadap jalan kehidupannya.

kami mempunyai jalan hidup kami yang sudah jelas dan tertulis dalam takdir kami, dan biarkan kami yang menentukan sendiri kehidupan kami untuk hari esok. cukup tuntunlah kami, awasi kami, luruskan kami ketika kami mulai keluar jalur benar karena kami tahu kalian adalah generasi awal yang berpengalaman tentang dunia dan kehidupan ini serta doa kan kami karena kami tahu tanpa doa orang tua kami bukanlah apa - apa. lalu tentang hidup, jodoh atau cinta dan rezeki biarkan datang sendirinya karena hanya Allah SWT yang tahu dan itu sudah tertulis jelas dalam note-NYA selaku pemilik hidup dan mati kita.

ini bukan sebuah pemberontakan dan juga bukan suatu penganugerahan gelar terhadap siapapun. ini hanya sebatas kiasan ucapan yang menginginkan tentang hidup kami seutuhnya selaku regenerasi orang tua. dan biarkan anugerah tuhan berupa cinta dan jodoh yang diberikan kepada kami berjalan dengan sendirinya. lalu tentang kebutuhan hidup, biarkan saja kami yang menentukan karena kami hidup untuk memperjuangkan hidup kami. dan sekali lagi cukup doa kan kami supaya kami bisa berhasil dan membanggakan buat kalian para orang tua generasi pendahulu kami, karena tanpa doa kalian kami bukan apa - apa.

tulisan ini hanya mengutarakan bahwa kami ingin membuktikan kalau kami bisa lebih baik dan mengangkat harkat dan martabat orang tua dan keluarga dengan cara yang benar sesuai keinginan kami sendiri.



Sabtu, 10 Desember 2011

thank you for the night 10-12-2011

semua di luar rencana, semua diluar sekenario tentang hari ini dan semua berawal dari senja sore ini diawali dengan kesendirianku di pinggir kolam ikan halaman rumah A-12 ini. Termenung kesendirian dibalik senja sembari memberi makan ikan gurame yang ada di kolam ini membuat aku cukup rileks dan santai tanpa suatu pikiran yang menguras batinku. suasana senja ini cukup tentram walau sedikit bising dengan lalau lalang kendaraan yang ada di jalan belakang rumah ini. tetapi aku cukup cuek dengan suara bising itu dan aku coba membawa imajinasiku dengan suasana alam karena saat itu percikan air mancur di kolam ikan yang ada didepanku membuat aku cukup tenang tanpa harus memikirkan suara lalu lalang kendaraan yang ada di jalan belakang rumah ini.

detik dan menit pun semakin bertambah yang menghasilkan penambahan waktu. si tetehpun datang dengan pacarnya, lalu sebuah kesepakatan tanpa materai itu tumbuh dengan sendirinya untuk makan malam dengan ikan bakar gurame dari kolam ini. bara api kami nyalakan dan ikan itu kami letakan di atas bara api itu lalu aroma wangi ikan bakar semakin tercium dengan jalas. sampai akhirnya tetangga, sekaligus teman dan sekaligus kakak yang rumahnya ada di samping komplek melintas di jalan belakang rumah kami sehingga bertambahlah anggota acara malam ini. kamipun tak sadarkan diri kalau membentuk dua grup dalam obrolan malam minggu yang di temani gerhana bulan malam ini. grup pertama adalah grup yang terdiri dari si teteh dan si kakak serta bahasan mereka yang berisi tentang cerita calon - calon ibu rumah tangga lalu grup kedua yang terdiri dari saya, pacar si teteh dan pacar si kakak serta dua mamang yang membahas tentang kerjaan maklum kami kan calon bapak - bapak. pokonya cukup indah malam ini dan terimakasih untuk suasana malam 10 Desember 2011.

Kamis, 08 Desember 2011

dua wanita yang menginspiratif dalam daftar buku kehidupanku

Perjalanan hidup memang sangat misteri, kita tak bisa membayangkan apalagi melihat tentang apa yang akan kita alami esok dikemudian hari. Lalu dimanakah kita berada esok hari, dimana letak geografi, makan apa, senang atau sedihkah kita dan bahkan masih ada atau sudah tiadakah kita di dunia ini. Inilah suatu kenyataan dalam hidup kita, kenyataan yang sering membuat kita untuk menyusun beberapa schedule tentang hari esok untuk lebih baik dan lebih baik dari hari - hari sebelumnya. Tapi tidak sedikit juga individu ini mengalami depresi berat ketika semua rencana dan perjalanan mereka tidak sesuai dengan harapan mereka, bahkan individu ini sering menyalahkan hidup dan dirinya sendiri dan tidak sedikit pula mereke menyalahkan Tuhan.

Dari kenyataan itu aku sering mencari solusi tentang bekal apa yang harus aku persiapkan buat besok, lalu tentang kemana jalan yang harus aku tempuh. Lalu tidak sedikit pula pendapat yang aku kumpulkan dari para pendahulu kita sebagai pelaku awal dalam mengarungi kehidupan di dunia ini.

Sekian lama aku riset tentang itu tapi hasilnya nihil alias kosong, secara tentang kehidupan esok kita cukup sulit untuk kita perhitungkannya. Ini artinya aku bukan menyerah ataupun pasrah, melainkan dengan ini aku menemukan sesuatu yang baru yang tak pernah aku sadari ada disampingku. Dan jawaban itu datang dari dua wanita sahabatku, mereka berinisial A dan P. Keduanya membuat aku kagum mendengarkan tentang cerita kehidupan mereka. Mereka cukup mampu menembus kehidupan yang mereka inginkan seperti yang mereka harapakan, bahkan saya perhatikan mereka sering tidak peduli tentang pandangan masyarakat umum dan mereka seperti menganut prinsip "nikmati hidup gua selagi itu positif dan gak merugikan orang lain".

Salah satu contoh dari mereka yaitu ketika si A melakukan suatu keinginan dalam diri tetapi dia harus menempuh suatu jarak yang cukup jauh serta tak ada satupun teman yang saat itu mau menemani dia melakukan hal itu, dan hal itu tidak membuat dia patah arang utk melakukan hal itu sampai akhirnya dia berhasil melakukan perjalan jauh itu dan memperjuangkan keinginan yang jadi harapannya walau sendirian. Kemudian tentang si P yang selalu memperjuangkan perjalanan karir dari masa sekolah, kuliah dan menjadi seorang pekerja yang membawa dia keluar dari pulau untuk menyebrang ke pulau lain tanpa satupun orang yang dia kenal menemaninya. Semua perjuangan mereka sangat membuat aku kagum pada sosok - sosok Kartini yang ternyata ada di sampingku.

Semangat kawan, dan cerita kalian adalah motifasiku...:-)