Senin, 12 Desember 2011

kekuasaan yang katanya berningrat...

melihat lingkunganku seakan memperihatinkan, karena suatu kekuasaan terdapat pada pundak generasi awal yang seringkali memaksa regenerasinya untuk ikut masuk kedalam kawasan kehidupannya, yang sialanya itu bukan keinginan regenerasinya.

polemik kehausan tentang jabatan dan pendapatan ekonomi semata yang dianggap sebagai jaminan hidup adalah sebuah keserakahan pendahulu kita. lalu tentang pengalaman hidup sering mereka jadikan senjata untuk membunuh keinginan dan cita - cita kita selaku regenerasi yang tak sepaham dengan tujuan dan ambisi mereka. memang aroma hidup adalah nilai angka, dan ekonomi menjadi suatu kepentingan yang sangat berarti dalam kelangsungan hidup kita karena perut ini tak boleh kosong, tetapi apakah kita tak mempunyai hak untuk kehidupan kita sendiri tentang apa yang kita inginkan dan harapkan dikemudian hari.

ini hanya sebatas kesimpulanku tentang pandanganku terhadap kehidupan yang ada di daerahku. dan ini sebatas argumen diriku terhadap curahan teman - temanku yang sering mengumandang di kamar tidurku dan seakan mereka berteriak tentang ketidak adilan dari sebuah pertarungan cinta. teman - temanku sering mengeluh dibalik anugerah cinta yang tuhan berikan kepada mereka dikalahkan oleh ekonomi semata, karena mereka kalah oleh anak - anak dari generasi yang katanya bermateri lebih dan cukup. ini adalah sebuah kenyataan yang cukup ironis menurutku dimana anugerah cinta yang seharusnya dirasakan untuk sebuah kebahagian dikalahkan oleh hitungan angka yang dibilang ekonomi. dan aku cukup sedih melihat anugerah tuhan yang diberikan dikalahkan oleh penggila ekonomi yang tidak mengerti  dan tidak tahu tentang arti cinta dan hidup. bukankah cinta adalah sebuah anugerah yang tak ada bandingannya, dan bukankah hidup adalah misteri dan gelap tentang hari esok. lalu, bukankah pencarian kebutuhan ekonomi akan kita jalani dengan sendirinya oleh setiap invididu manusia, dan bukankah itu sama seperti yang kalian lakukan wahai penggila ekonomi.

penggila ekonomi di daerahku berbagai jenis bentuknya, lihat para pejabat tanpa sebuah penghargaan dikampungku atau daerah yang sering berlaga seaakan mereka adalah raja penguasa singgasana kampung atau daerahnya. seakan lucu terdengar di telinga ketika mereka tertawa terbahak - bahak dan membanggakan jabatan yang tak ada artinya di mata dunia. menurutku mereka hanya golongan perusak kaum petani atau kaum masyarakat bawah penunggu beras bulog bulanan untuk mencukupi stock gudang di rumahnya, walau mereka adalah penghasil beras tiap tahunnya tapi mereka harus menunggu beras bulog karena beras yang mereka hasilkan harus mereka jual untuk memenuhi kebutuhan lainnya. golongan pejabat, golongan guru - guru, kepala sekolah adalah beberapa golongan yang selalu beranggapan bahwa mereka adalah golongan tertinggi dan beranggapan lingkungan mereka hanyalah lingkungan yang minim pendidikan sehingga mereka selalu menunjukan bahwa sejatinya mereka adalah orang yang berpengatahuan lebih dari masyarakat lainnya. jumlah golongan ini sangat sedikit sehingga sangatlah kuat bagi mereka untuk memperdaya kaum bawah yang ada disekitarnya. lalu golongan pengusaha tahan melek yang beranggapan hanya mereka pemilik saham yang hebat dan membuat mereka membusungkan dada di banding masyarakat bawah lainnya. golongan - golongan ini seperti menerapkan sifat ningrat tanpa ras darah biru kepada generasi mereka, ketika golongan - golongan tersebut mendengar dan mengetahui bahwa generasi mereka memilik suatu anugerah cinta dengan golongan bawah atau masyarakat kecil dan itu bagaikan kiamat yang sudah terlihat jelas di depan mata mereka. lalu kaum - kaum bawah selalu berfikir extra ketika mendengar anak - anak mereka mempunyai ketertarikan atau menjalin hubungan cinta terhadap golongan itu. bahkan golongan ningrat tanpa ras darah biru ini selalu menjadikan kalimat - kalimat tentang jaminan kelangsungan hidup generasinya jika kelak berjodoh dengan anak - anak kaum bawah.

kenyataan ini bagaikan sebuah generasi awal yang sangat kacau balau, yang hanya melihat kebutuhan ekonomi akan terpenuhi dengan layak jika anak - anaknya berkedudukan sama seperti mereka saat ini. dan sebuah regenerasi yang rusak ketika regenerasi ini tidak sepaham dan tidak sependapat dengan orang tua generasi pendahulunya tentang keinginan dan cita - cita mereka, kemudian polemik ini akan menimbulkan suatu pemberontakan atau suatu rasa tekanan yang diharuskan kalaupun regenerasi ini mengikuti keinginan dari para generasi pendahulunya. bukankah generasi awal pendahulu itu ada untuk mendidik, memotifasi, memberi jalan, mengawasi regenerasinya ke arah yang lebih baik terhadap jalan kehidupannya.

kami mempunyai jalan hidup kami yang sudah jelas dan tertulis dalam takdir kami, dan biarkan kami yang menentukan sendiri kehidupan kami untuk hari esok. cukup tuntunlah kami, awasi kami, luruskan kami ketika kami mulai keluar jalur benar karena kami tahu kalian adalah generasi awal yang berpengalaman tentang dunia dan kehidupan ini serta doa kan kami karena kami tahu tanpa doa orang tua kami bukanlah apa - apa. lalu tentang hidup, jodoh atau cinta dan rezeki biarkan datang sendirinya karena hanya Allah SWT yang tahu dan itu sudah tertulis jelas dalam note-NYA selaku pemilik hidup dan mati kita.

ini bukan sebuah pemberontakan dan juga bukan suatu penganugerahan gelar terhadap siapapun. ini hanya sebatas kiasan ucapan yang menginginkan tentang hidup kami seutuhnya selaku regenerasi orang tua. dan biarkan anugerah tuhan berupa cinta dan jodoh yang diberikan kepada kami berjalan dengan sendirinya. lalu tentang kebutuhan hidup, biarkan saja kami yang menentukan karena kami hidup untuk memperjuangkan hidup kami. dan sekali lagi cukup doa kan kami supaya kami bisa berhasil dan membanggakan buat kalian para orang tua generasi pendahulu kami, karena tanpa doa kalian kami bukan apa - apa.

tulisan ini hanya mengutarakan bahwa kami ingin membuktikan kalau kami bisa lebih baik dan mengangkat harkat dan martabat orang tua dan keluarga dengan cara yang benar sesuai keinginan kami sendiri.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar