Sabtu, 07 April 2012

just question

Malam ini aku coba berteriak kembali, mencoba membuka mulut yang selalu membisu karena suatu keadaan hidup. Tetapi kenyataan bahwa mulutku hanya bisa diam untuk meneriakan keadaan ini, dan tidak bisa berteriak seperti harapanku di malam - malam sebelumnya. Ingin rasanya suaraku laksana guntur yang berkumandang riang tanpa peduli apapun yang diterpanya di saat hujan. Menghacurkan segala bentuk yang menghalangi teriakannya, dan tak ada seorangpun yang bisa memarahi dia untuk berhenti berteriak. Itulah hebatnya guntur dengan suara yang hebat untuk berkumandang riang saat hujan turun kebumi.


Keadaan hidup ini yang membuatku bisu tak bersuara, tapi aku harus menyalahkan siapa atas keadaan ini. Tidak mungkin aku menyalahkan orang tua yang telah mengantarku untuk hidup kedunia, atau tidak mungkin pula aku marah kepada Tuhan yang telah menghembuskan nafasku kedunia. Memang sering aku memvonis keadaanku yang seperti tidak adil, tapi aku cukup sadar dan tahu percis bahwa diluar sana masih banyak yang lebih tidak beruntung lagi dari keadaanku. Aku juga tahu diluar sana banyak yang lebih kurang bahagia dariku dan lebih menyakitkan dari keadaahku.


Berbagai hal dan masalah ini cukup membuat aku lemah dan letih. Aku serasa tidak sanggup lagi menjalani ini sendiri, memikul semua kenyataan yang sebenarnya itu bukan kenyataan pada diriku atau tubuhku ini. Tuhan, kau yang tahu tentang apa yang aku pikirkan dan kau pun tahu tentang apa yang akan terjadi terhadapku. Tapi sekiranyalah kau berbaik hati untuk kali ini, berbaik hati saat hambamu ini mulai tidak seimbang menjalani perjalanan ini. Kaki ini serasa letih dan pegal saat aku berjalan, tangan ini serasa tak sanggup meraih akan apa yang aku lihat, dan mata ini seperti sayup ketika aku harus melihat kedepan yang begitu jauh disana. Tolonglah aku untuk kali ini, karena aku tidak mengerti harus kemana dan kepada siapa aku memohon. Yang aku tahu hanya kau yang memberi cobaan dan jalan keluarnya, aku cukup tidak peduli tentang arahan dari suara burung di sekelilingku yang selalu membuat aku bingung akan kicauan mereka.


Kini keadanku semakin tidak benar untuk dilihat, situasi yang kacau menimbulkan amarah di berbagai tempat yang aku singgahi. Keadaan ini sangat konyol, keadaan yang sulit aku lawan dengan otak yang ukuranya kecil di banding isi lambungku. Walau keadaan ini tidaklah membuatku untuk mengeluarkan amarahku terhadap cangkir kopi yang menemaniku malam ini, tetapi aku mengabaikan kopi panasku menjadi dingin karena pikiran yang melayang tidak jelas arah dan tujuan.


Sekali lagi tuhan, aku tidak perlu nyanyian tetangga rumahku untuk memberikan solusi yang sering kali membuat aku emosi. Untuk kali ini aku ingin dengarkan suaramu Tuhan untuk memberiku petunjuk, karena aku tidak ingin keadaan ini membuat semua menjadi aneh untuk esok hari. Tuhan jangan kau membuat pikiran selalu mempertanyakan keadaan ini, maka untuk malam ini semua tulisan ini hanya untuk bertanya kepada-MU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar